Petani dan masyarakat pedesaan sudah lama menekuni usaha beternak kambing sebagai usaha sampingan. Alasannya, beternak kambing relatif mudah. Selain itu, pemasaran hasil produksinya, yakni daging, susu, kotoran, maupun kulitnya juga cukup mudah.
Menjadi pengusaha merupakan impian sebagian besar para karyawan yang merasa tertekan dengan tuntutan pekerjaannya. Memikirkan usaha apa yang tepat serta dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan menjadi pertimbangan tersendiri bagi siapapun yang akan memulai sebuah usaha. Lalu, kenapa beternak kambing tidak dimasukkan ke dalam daftar calon usaha yang akan Anda tekuni?
Keuntungan yang diberikan dari usaha beternak kambing ini menjadi faktor utama banyaknya masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal di pedesaan untuk menekuni ini. Beternak kambing memang cenderung kotor, kandang yang penuh dengan kotoran ditambah aroma dari kambing yang memang tidak sedap menjadi kendala tersendiri bagi siapapun diawal menjalani bisnis ini, terlebih bagi mereka yang memang tidak terbiasa.
Dari hal-hal menjijikan yang dihasilkan dari beternak kambing tersebut justru menjanjikan keuntungan yang sama sekali tidak “menjijikan”. Keuntungan besar itu bahkan bisa Anda peroleh dari pemanfaatan kotoran kambing, karena seperti yang telah diketahui banyak orang bahwa kotoran kambing bagus jika digunakan sebagai pupuk.
Meski hanya dilakukan secara tradisional, beternak kambing bisa memberikan hasil yang lumayan. Apalagi jika pemeliharaannya ditingkatkan menjadi intensif atau semiintensif. Maka, keuntungan yang didapat akan lebih tinggi karena berat badan kambing dapat bertambah 50 – 150 gram per hari.
Satu hal yang harus Anda tanamkan adalah tidak ada sesuatu hal yang instan di dunia ini, terlebih jika berbicara tentang usaha atau bisnis. Kesulitan di awal ketika baru memulai sebuah usaha pasti akan menjadi "sahabat" siapapun yang sedang dalam tahap merintis bisnis.
Apapun bentuknya, termasuk bisnis beternak kambing pasti juga memiliki kendala tersendiri. Dari mulai penyakit yang diderita kambing sehingga mengakibatkan hasil daging serta susu menurun tajam hingga harga daging kambing di pasaran yang naik dan turun. Tekuni dan percayalah bahwa bisnis beternak kambing ini bisa menjadi pilihan bisnis yang cukup baik.
Sebelum benar-benar memulai usaha beternak kambing, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Umumnya, dalam usaha beternak kambing, ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan, yaitu bibit kambing, makanan, dan pelaksanaannya. 1. Pemilihan Bibit Kambing
Bibit yang digunakan dalam beternak kambing ini tentu saja adalah bibit kambing. Bibit kambing yang digunakan harus dipilih sesuai dengan tujuan usaha peternakan. Apakah untuk pedaging atau kambing perah? Misalnya, kambing kacang dipelihara untuk produksi daging, sedangkan kambing etawa untuk produksi susu.
Secara umum, bibit kambing yang baik dan biasa digunakan dalam usaha beternak kambing harus memenuhi persyaratan berikut.
Berbadan sehat.
Tidak cacat.
Bulu bersih dan mengilat.
Daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi.
Bibit kambing harus diambil dari keturunan induk dan pejantan yang berkualitas.
Adapun ciri calon induk yang baik sebagai berikut.
Bertubuh besar dan kekar, tetapi tidak terlalu gemuk. Memiliki dada lebar dan dalam. Sementara, garis punggung dan pinggang lurus.
Berperilaku jinak dan memiliki sorot mata yang ramah.
Keempat kaki lurus dengan tumit yang tinggi.
Memiliki gigi lengkap, dengan rahang atas dan bawah rata, sehingga mampu merumput dengan baik.
Berasal dari keturunan kembar. Bisa juga dilahirkan tunggal, tetapi berasal dari induk muda.
Memiliki ambing simetris dan tidak menggantung. Memiliki dua buah puting.
Sementara, calon pejantan berkualitas memiliki ciri berikut.
Bertubuh besar dan panjang, tetapi tidak terlalu gemuk. Bagian belakang tubuh lebih besar dan lebih tinggi. Berdada lebar. Terlihat gagah dan aktif, serta memiliki libido (nafsu kawin) yang tinggi.
Keempat kaki lurus dan kuat.
Berasal dari keturunan kembar.
Berusia antara 1,5 -3 tahun. 2. Perawatan Kambing Pemberian Makanan
Hal yang harus diperhatikan berikutnya dalam usaha beternak kambing adalah perawatannya. Perawatan kambing melingkupi pemberian makan dan perawatan kandang, Jenis dan cara pemberian makanan untuk kambing harus disesuaikan dengan usia dan keadaan ternak. Makanan yang berkualitas harus mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang cukup.
Makanan yang pas untuk beternak kambing adalah makanan yang harus mudah dicerna, tidak beracun, dan disukai oleh ternak. Pilihlah makanan yang murah dan mudah diperoleh di lingkungan sekitar lokasi peternakan.
Ada dua macam makanan kambing, yaitu sebagai berikut.
Makanan hijauan, yakni berbagai jenis rumput dan rambanan (daun-daunan).
Makanan tambahan yang berasal dari kacang-kacangan, bungkil kelapa, tepung ikan, vitamin, dan mineral.
Adapun cara pemberian makanan dan minuman harus mengikuti aturan berikut.
Makanan diberikan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Berat makanan hijauan adalah 10 persen dari berat badan kambing.
Air minum diberikan sebanyak 1,5 – 2,5 liter per ekor per hari.
Berikan juga garam beryodium secukupnya.
Makanan penguat perlu diberikan pada kambing bunting, induk yang sedang menyusui, dan pejantan yang sering dikawinkan. Makanan penguat tersebut berupa bubur sebanyak 0,5 – 1 kilogram per hari. Perawatan Kandang
Selain makanan, hal lain yang menunjang kesehatan kambing-kambing dalam usaha beternak kambing Anda adalah kebersihan kandang. Selain bersih, kandang ternak juga harus memiliki ventilasi baik, dan mendapat cukup cahaya matahari. Jaraknya minimal 5 meter dari rumah.
Ukuran kandang berbeda-beda, bergantung pada peruntukannya.
Kandang beranak berukuran 120 cm × 120 cm per ekor.
Kandang induk berukuran 100 cm × 15 cm per ekor.
Kandang anak berukuran 100 cm × 125 cm per ekor.
Kandang pejantan berukuran 110 cm × 125 cm per ekor.
Kandang dara atau dewasa berukuran 100 cm × 125 cm per ekor. 3. Pengelolaan Reproduksi
Dalam memulai bisnia beternak kambing secara intensif, kambing diusahakan dapat beranak minimal tiga kali dalam setahun. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Biasanya, kambing mencapai dewasa kelamin ketika 6 – 10 bulan. Kambing sebaiknya dikawinkan saat berumur 10 – 12 bulan atau saat bobot badannya mencapai 55 – 60 kilogram.
Siklus berahi kambing berselang antara 17 dan 21 hari. Adapun lama berahi antara 24 – 45 hari.
Kambing berahi menampakkan tanda-tanda berikut: gelisah, nafsu makan dan minum menurun, sering mengibaskan ekor, sering kencing, kemaluan bengkak, dan mau dinaiki kambing jantan.
Rasio jantan dan betina adalah 1 banding 10.
Masa bunting berlangsung antara 144 – 156 hari.
Masa melahirkan, penyapihan, dan istirahat berlangsung sekitar 2 bulan. 4. Pengendalian Penyakit
Selesai dengan urusan makanan dan kandang, perawatan lebih lanjut juga diperlukan oleh kambing-kambing yang Anda ternakkan. Beternak kambing berarti harus siap dengan segala macam penyakit yang menyerang kambing. Kambing sering diserang berbagai penyakit, seperti cacingan, kudis, perut kembung, dan paru-paru. Penyakit dapat dicegah dengan menjaga sanitasi kandang, pemberian makanan bergizi, dan vaksinasi. 5. Penanganan Pascapanen
Beternak kambing akan terlihat hasilnya setelah kambing berusia matang dan siap dijual. Kambing dijual ketika berat badannya tidak bertambah lagi, yaitu pada usia 1 – 1,5 tahun. Harga penjualan diperkirakan berdasarkan hitungan berikut: Berat hidup × 45 sampai 50% karkas × harga daging eceran.
Menjadi pengusaha merupakan impian sebagian besar para karyawan yang merasa tertekan dengan tuntutan pekerjaannya. Memikirkan usaha apa yang tepat serta dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan menjadi pertimbangan tersendiri bagi siapapun yang akan memulai sebuah usaha. Lalu, kenapa beternak kambing tidak dimasukkan ke dalam daftar calon usaha yang akan Anda tekuni?
Keuntungan yang diberikan dari usaha beternak kambing ini menjadi faktor utama banyaknya masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal di pedesaan untuk menekuni ini. Beternak kambing memang cenderung kotor, kandang yang penuh dengan kotoran ditambah aroma dari kambing yang memang tidak sedap menjadi kendala tersendiri bagi siapapun diawal menjalani bisnis ini, terlebih bagi mereka yang memang tidak terbiasa.
Dari hal-hal menjijikan yang dihasilkan dari beternak kambing tersebut justru menjanjikan keuntungan yang sama sekali tidak “menjijikan”. Keuntungan besar itu bahkan bisa Anda peroleh dari pemanfaatan kotoran kambing, karena seperti yang telah diketahui banyak orang bahwa kotoran kambing bagus jika digunakan sebagai pupuk.
Meski hanya dilakukan secara tradisional, beternak kambing bisa memberikan hasil yang lumayan. Apalagi jika pemeliharaannya ditingkatkan menjadi intensif atau semiintensif. Maka, keuntungan yang didapat akan lebih tinggi karena berat badan kambing dapat bertambah 50 – 150 gram per hari.
Satu hal yang harus Anda tanamkan adalah tidak ada sesuatu hal yang instan di dunia ini, terlebih jika berbicara tentang usaha atau bisnis. Kesulitan di awal ketika baru memulai sebuah usaha pasti akan menjadi "sahabat" siapapun yang sedang dalam tahap merintis bisnis.
Apapun bentuknya, termasuk bisnis beternak kambing pasti juga memiliki kendala tersendiri. Dari mulai penyakit yang diderita kambing sehingga mengakibatkan hasil daging serta susu menurun tajam hingga harga daging kambing di pasaran yang naik dan turun. Tekuni dan percayalah bahwa bisnis beternak kambing ini bisa menjadi pilihan bisnis yang cukup baik.
Sebelum benar-benar memulai usaha beternak kambing, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Umumnya, dalam usaha beternak kambing, ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan, yaitu bibit kambing, makanan, dan pelaksanaannya. 1. Pemilihan Bibit Kambing
Bibit yang digunakan dalam beternak kambing ini tentu saja adalah bibit kambing. Bibit kambing yang digunakan harus dipilih sesuai dengan tujuan usaha peternakan. Apakah untuk pedaging atau kambing perah? Misalnya, kambing kacang dipelihara untuk produksi daging, sedangkan kambing etawa untuk produksi susu.
Secara umum, bibit kambing yang baik dan biasa digunakan dalam usaha beternak kambing harus memenuhi persyaratan berikut.
Berbadan sehat.
Tidak cacat.
Bulu bersih dan mengilat.
Daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi.
Bibit kambing harus diambil dari keturunan induk dan pejantan yang berkualitas.
Adapun ciri calon induk yang baik sebagai berikut.
Bertubuh besar dan kekar, tetapi tidak terlalu gemuk. Memiliki dada lebar dan dalam. Sementara, garis punggung dan pinggang lurus.
Berperilaku jinak dan memiliki sorot mata yang ramah.
Keempat kaki lurus dengan tumit yang tinggi.
Memiliki gigi lengkap, dengan rahang atas dan bawah rata, sehingga mampu merumput dengan baik.
Berasal dari keturunan kembar. Bisa juga dilahirkan tunggal, tetapi berasal dari induk muda.
Memiliki ambing simetris dan tidak menggantung. Memiliki dua buah puting.
Sementara, calon pejantan berkualitas memiliki ciri berikut.
Bertubuh besar dan panjang, tetapi tidak terlalu gemuk. Bagian belakang tubuh lebih besar dan lebih tinggi. Berdada lebar. Terlihat gagah dan aktif, serta memiliki libido (nafsu kawin) yang tinggi.
Keempat kaki lurus dan kuat.
Berasal dari keturunan kembar.
Berusia antara 1,5 -3 tahun. 2. Perawatan Kambing Pemberian Makanan
Hal yang harus diperhatikan berikutnya dalam usaha beternak kambing adalah perawatannya. Perawatan kambing melingkupi pemberian makan dan perawatan kandang, Jenis dan cara pemberian makanan untuk kambing harus disesuaikan dengan usia dan keadaan ternak. Makanan yang berkualitas harus mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang cukup.
Makanan yang pas untuk beternak kambing adalah makanan yang harus mudah dicerna, tidak beracun, dan disukai oleh ternak. Pilihlah makanan yang murah dan mudah diperoleh di lingkungan sekitar lokasi peternakan.
Ada dua macam makanan kambing, yaitu sebagai berikut.
Makanan hijauan, yakni berbagai jenis rumput dan rambanan (daun-daunan).
Makanan tambahan yang berasal dari kacang-kacangan, bungkil kelapa, tepung ikan, vitamin, dan mineral.
Adapun cara pemberian makanan dan minuman harus mengikuti aturan berikut.
Makanan diberikan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Berat makanan hijauan adalah 10 persen dari berat badan kambing.
Air minum diberikan sebanyak 1,5 – 2,5 liter per ekor per hari.
Berikan juga garam beryodium secukupnya.
Makanan penguat perlu diberikan pada kambing bunting, induk yang sedang menyusui, dan pejantan yang sering dikawinkan. Makanan penguat tersebut berupa bubur sebanyak 0,5 – 1 kilogram per hari. Perawatan Kandang
Selain makanan, hal lain yang menunjang kesehatan kambing-kambing dalam usaha beternak kambing Anda adalah kebersihan kandang. Selain bersih, kandang ternak juga harus memiliki ventilasi baik, dan mendapat cukup cahaya matahari. Jaraknya minimal 5 meter dari rumah.
Ukuran kandang berbeda-beda, bergantung pada peruntukannya.
Kandang beranak berukuran 120 cm × 120 cm per ekor.
Kandang induk berukuran 100 cm × 15 cm per ekor.
Kandang anak berukuran 100 cm × 125 cm per ekor.
Kandang pejantan berukuran 110 cm × 125 cm per ekor.
Kandang dara atau dewasa berukuran 100 cm × 125 cm per ekor. 3. Pengelolaan Reproduksi
Dalam memulai bisnia beternak kambing secara intensif, kambing diusahakan dapat beranak minimal tiga kali dalam setahun. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Biasanya, kambing mencapai dewasa kelamin ketika 6 – 10 bulan. Kambing sebaiknya dikawinkan saat berumur 10 – 12 bulan atau saat bobot badannya mencapai 55 – 60 kilogram.
Siklus berahi kambing berselang antara 17 dan 21 hari. Adapun lama berahi antara 24 – 45 hari.
Kambing berahi menampakkan tanda-tanda berikut: gelisah, nafsu makan dan minum menurun, sering mengibaskan ekor, sering kencing, kemaluan bengkak, dan mau dinaiki kambing jantan.
Rasio jantan dan betina adalah 1 banding 10.
Masa bunting berlangsung antara 144 – 156 hari.
Masa melahirkan, penyapihan, dan istirahat berlangsung sekitar 2 bulan. 4. Pengendalian Penyakit
Selesai dengan urusan makanan dan kandang, perawatan lebih lanjut juga diperlukan oleh kambing-kambing yang Anda ternakkan. Beternak kambing berarti harus siap dengan segala macam penyakit yang menyerang kambing. Kambing sering diserang berbagai penyakit, seperti cacingan, kudis, perut kembung, dan paru-paru. Penyakit dapat dicegah dengan menjaga sanitasi kandang, pemberian makanan bergizi, dan vaksinasi. 5. Penanganan Pascapanen
Beternak kambing akan terlihat hasilnya setelah kambing berusia matang dan siap dijual. Kambing dijual ketika berat badannya tidak bertambah lagi, yaitu pada usia 1 – 1,5 tahun. Harga penjualan diperkirakan berdasarkan hitungan berikut: Berat hidup × 45 sampai 50% karkas × harga daging eceran.